Zeus adalah Salah satu dari banyaknya dewa yang di percaya oleh bangsa yunani di masa lampau.
Zeus atau Dias () adalah raja para dewa dalam mitologi Yunani.
Dalam Theogonia karya Hesiodos, Zeus disebut sebagai "Ayah para Dewa dan manusia". Zeus tinggal di Gunung Olimpus. Zeus adalah dewa langit dan petir. Simbolnya adalah petir, elang, banteng, dan pohon ek. Zeus sering digambarkan oleh seniman Yunani dalam posisi berdiri dengan tangan memegang petir atau duduk di tahtanya. Zeus juga dikenal di Romawi Kuno dan India kuno. Dalam bahasa Latin disebut Iopiter sedangkan dalam bahasa Sanskerta disebut Dyaus-pita. Zeus adalah anak dari Kronos dan Rea, dan merupakan yang termuda di antara saudara-saudaranya.
Zeus menikah dengan adik perempuannya, Hera yang menjadi dewi penikahan. Zeus terkenal karena hubungannya dengan banyak wanita dan memiliki banyak anak. Anak-anaknya antara lain Athena, Apollo dan Artemis, Hermes, Ares, Hebe, Hefaistos, Persefon, Dionisos, Perseus, Herakles, Helene, Minos, dan Mousai.
Zeus membagi dunia menjadi tiga dan membagi dunia-dunia tersebut dengan kedua saudaranya, Poseidon yang menjadi dewa penguasa lautan, dan Hades yang menjadi dewa penguasa dunia bawah (alam kematian). Pendapat lain mengatakan bahwa pembagian tersebut dilakukan berdasarkan undian yang dilakukan tiga dewa tersebut. Zeus dikaitkan dengan dewa Jupiter dari mitologi Romawi, dewa Amun dari mitologi Mesir, dewa Tinia dari mitologi Etruska, dan dewa Indra dari mitologi Hindu. Zeus, bersama Dionisos, dihubungkan dengan dewa Sabazios dari Frigia, yang dikenal sebagai Sabazius di Romawi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Humaniora Selengkapnya
Belanja di App banyak untungnya:
Amfibi terbesar dunia, salamander raksasa di China Selatan sepanjang hampir dua meter 'ditemukan'
Sumber gambar, BEN TAPLEY/ZSL
Amfibi yang disebutkan sebagai salamander terbesar dengan ukuran sekitar dua meter ditemukan, spesies yang terancam punah karena banyak ditangkap untuk disantap, demikian hasil penelitian DNA dari spesimen museum.
Salamander raksasa atau sejenis kadal di China Selatan sepanjang hampir dua meter ini terancam punah dan para ilmuwan menyebutkan perlu dilakukan upaya konservasi.
Penangkapan binatang untuk disantap sebagai sajian hewan eksotis membuat sejumlah spesies berkurang jumlahnya di China.
Sebelumnya salamander ini dianggap sebagai satu spesies, tetapi analisa spesimen mati dan masih hidup menunjukkan terdapat tiga spesies di sejumlah daerah di China.
Salamander China Selatan adalah yang terbesar dari ketiganya. Para peneliti memperkirakan hewan ini adalah amfibi terbesar yang masih hidup saat ini.
Profesor Samuel Turvey dari Zoological Society of London (ZSL) mengatakan penurunan jumlah di alam sebagai sebuah "bencana".
Sumber gambar, HARRY TAYLOR / NHM IMAGE RESOURCES
"Kami berharap pemahaman terbaru tentang keragaman spesies ini dapat mendukung keberhasilan konservasi, tetapi langkah darurat diperlukan untuk melindungi populasi salamander raksasa yang kemungkinan masih ada," katanya.
Peneliti lainnya, Melissa Marr, dari Natural History Museum London mengatakan sejumlah langkah harus ada untuk mempertahankan susunan gen dari masing-masing spesies yang berbeda.
"Berbagai spesies ini ditemukan dan perlu segera dilakukan tindakan untuk menyelamatkan salamander raksasa China di alam," katanya.
Apa yang dimaksud dengan salamander raksasa China?
Salamander raksasa sebelumnya pernah ditemukan di sejumlah tempat di China bagian tengah, timur dan selatan.
Penangkapan berlebihan meningkat dalam beberapa dekade terakhir, untuk memasok pasar makanan hewan yang dianggap eksotis di China.
Industri peternakan skala besar yang telah dikembangkan, dipandang dapat mengancam populasi di alam karena perburuan dan penyebaran penyakit menular.
Para peneliti menggunakan spesimen museum untuk mengkaji sejarah genetika salamander raksasa China, kelompok yang sangat kuno sehingga binatang ini dipandang sebagai "fosil hidup".
Pemikiran bahwa salamander raksasa China Selatan sebagai spesies tersendiri pertama kali diusulkan pada tahun 1920-an, tetapi kemudian tidak ditindaklanjuti karena binatang tidak biasa ini dipelihara di Kebun Binatangan London.
Tim kemudian menggunakan binatang sama, yang sekarang diawetkan sebagai sebuah spesimen di Natural History Museum, untuk mengetahui sifat-sifat khas spesies baru.
Penelitian ini diterbitkan di jurnal Ecology and Evolution .